Jumat, 28 November 2014
Rabu, 26 November 2014
Tugas Bahasa indonesia
JALAN LAIN
Matahari tertutup awan hitam
dan mengeluarkan butiran-butiran air ke bumi saat itu kami sedang berada di
sekolah tepatnya di SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA CITEUREUP. Saat itu pula kami masih
kelas X dan sedang mengalami masa-masa yang sering anak remaja sebut dengan
istilah “GALAU” . Namun,galau disini bukan karena masalah laki-laki ataupun
pacar melainkan masalah sekolah .
Kami sedang memikirkan
bagaimana nasib kita untuk kedepannya karena disekolah ku jurusan perawat akan
dialihkan ke jurusan farmasi. Awalnya kami tidak mengerti dengan semua ini . Terkadang
kami terbawa emosi untuk menanggapi persoalan ini . Namun, banyak guru yang
memberikan saran dan solusi . Akupun meminta pendapat orangtuaku tentang
masalah ini .
Saat itu ada pihak guru yang
akan menanyakan kepastian pindah jurusan kepada kita,apakah kita mau
menerimanya atau tidak ?? mau tidak mau kita harus menerimanya,jika tidak
mungkin kita bisa pindah sekolah ke sekolah yang lain . Namun tentu saja itu
membutuhkan biaya yang cukup besar lagi tergantung sekolahnya.
Pihak guru tersebut memanggil
nama murid satu persatu dan yang pertama kali dipanggil itu aku karena aku
absen pertama . Kemudian aku masuk kedalam ruangan dan duduk ketika
dipersilahkan duduk . Perbincanganpun dimulai. Guruku bertanya,”Gimana i mau kan pindah jurusan ?? pendapat orangtua Ai
gimana ??”. Kemudian aku menjawab pertanyaan tersebut dengan yakin tidak
yakin,”Hmmm,pendapat orangtua Ai sih setuju ajah pak,dia malah ngedukung kalo
misalnya Ai masuk farmasi. Tapi Ai pengen secepatnya pak kalo emang harus
pindah soalnya Ai takut materinya gak kekejar L”. Kemudian guru tersebut
menjawab,”Tenang ajah i kalo masalah materi pasti kekejar kok,soalnya guru
produktifnya juga bilang kayak gitu ke bapak,gak usah takut pasti sekolah juga
bisa ngaturnya”. Lalu aku menjawab lagi,”Tapi benerkan pak ?? terus nanti kita
gimana pak kan kita gak ada buku dan alat prakteknya??”. Guru tersebut
menjawab,”untuk sementara ini pinjam ke kakak kelas atau anak farmasi,nanti
pasti akan diatur lagi oleh sekolah, jangan takut !”. Kemudian aku
menjawab,”Ooohhh gitu pak,yaudah deh pak kalo gitu Ai mau pindah jurusan dari
perawat ke farmasi ini juga keinginan dari orangtua Ai”. Lalu guru tersebut
menjawab,”Iya i,menurut bapak juga mending kayak gitu soalnya kalo Ai pindah
juga kesekolah lain terus ngambil jurusan yang sama pasti nantinya akan agak
susah pas mau ujian nasional dan
kelulusannya. Lagian juga kasian orangtua nanti keluar biaya banyak lagi,lagian
juga kan bisa ngelanjutin perawatnya nanti kalo udah lulus ngambil ajah Dlll
Keperawatan / AKPER nanti kita jadi bisa dua bidang yaitu bidang farmasi dan
perawat”. Setelah dipikir-pikir iya sih bener apa kata guru itu . Kemudian
perbincangan demi perbincangan pun berakhir,aku pun menuju keluar ruangan dan
kembali kedalam kelasku. Teman-temanku bertanya-tanya apa yg ditanyakan oleh
guru tersebut kepadaku . Aku pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu .
Akhirnya setelah memberi
kepastian ada beberapa temanku yang masih bingung dan tidak mau pindah
jurusan,mereka ingin tetap tetap dijurusan perawat. Sampai akhirnya tiba rapat
orangtua untuk membahaas masalah ini . Ya walaupun hasilnya masih sama ada
orangtua yang tidak mengerti dengan masalah ini sehingga tidak mau jika anaknya
pindah jurusan .
Seiring berjalannya waktu
setelah melewati masa-masa itu aku dan teman-temanku fix beralih ke jurusan
farmasi. Tapi tidak semuanya,ada beberapa temanku yang pindah sekolah. Sedih
karena kami tidak bisa bersama-sama lagi disekolah dan tidak seperjuangan lagi L. Akhirnya aku dan
teman-teman hanya bisa berdoa semoga ini jalan yang terbaik untuk kita semua
dan untuk kedepannya:’).
Setelah itu kami mulai
memasuki dunia farmasi, kami mengikuti bimbel hampir dua bulan untuk mengejar
materi-materi kefarmasian. Awalnya kami takut tidak bisa mengejar materi
tersebut apalagi kami sering beranggapan bahwa materi farmasi itu sangat sulit.
Tapi setelah dijalani aku pikir tidak sesulit yang selama ini aku bayangkan.
Semuanya terasa mudah jika kita serius dan benar-benar dari hati. Tapi terkadang
aku sering mengeluh karena banyak tugas dan belum mempunyai alat-alat kefarmasian
.
Sampai akhirnya ujian
kenaikan kelas sudah dilewati akupun naik ke kelas XI. Aku senang semuanya naik
kelas walaupun kami baru masuk farmasi. Setelah itu karena diantara dua kelas
tidak seimbang akhirnya beberapa murid dari kelas farmasi lama dipindahkan ke
kelasku (farmasi baru). Awalnya sih merasa canggung tapi sudahlah jalani saja.
Setelah itu kami berbaur dan beradaptasi terhadap keadaan kelas kami yang baru.
Dan sampai saat ini pun tetap begitu.
Dan semoga kedepannya seluruh
murid SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA CITEUREUP yang sekarang menjadi SMK FARMASI
BHAKTI KENCANA CITEUREUP dapat meraih kesuksesan khususnya kami yang pindah
jurusan dan jangan berkecil hati mungkin Allah Swt. Memberikan jalan atau cara
lain kepada kita untuk meraih kesuksesan. J
Tugas Bahasa Indonesia
Cerpen
Selasa, 21 Oktober 2014
sejarah organisasi pergerakan nasional
MAKALAH
Sejarah Indonesia
Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional
DI SUSUN OLEH :
-
AI GITA AGUSTINA K.
KELAS : Xl.B
SMK FARMASI BHAKTI KENCANA CITEUREUP
JL.RAYA TAJUR KP.BABAKAN DES.TARIKOLOT
CITEUREUP – BOGOR
Kata pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional”.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional”.
Dalam penyusunannya,
penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai sumber, karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya .
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Citeureup,24 Oktober 2014
Penyusun pembimbing
Ai Gita Agustina K. Hj.Aminah,S.Pd
DAFTAR ISI
Judul.............................................................................................................................. 1
Kata
pengantar........................................................................................ .......................2
Daftar
isi.................................................................................................. .......................3
Muncul dan Berkembangnya
Pergerkan Nasional Indonesia........................................................................................................................4
Latar
Belakang Tumbuhnya Kesadaran Nasional.............................................................4
Faktor Intern.................................................................................................................. 5
Faktor Ekstern................................................................................................................6
Perkembangan
Pergerakan Nasional..............................................................................7
a.
Budi Utomo
(BU)..............................................................................................7
b.
Sarekat Islam (SI)..............................................................................................7
c.
Indische Partij
(IP)............................................................................................8
d.
Perhimpunan
Indonesia...................................................................................9
e.
Partai
Komunis Indonesia (PKI)........................................................................9
f.
Partai Nasional Indonesia
(PNI)......................................................................10
g.
Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI)...........................................................................................................10
h.
Partai Indonesia
(Partindo)............................................................................10
i. Partai
Indonesia Raya (Parindra)...................................................................10
j. Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo).............................................................11
k.
Gabungan Poilitik Indonesia (Gapi)................................................................11
l. Organisasi
Keagamaan...................................................................................11
m.
Organisasi Pemuda dan Wanita......................................................................11
n. Sumpah Pemuda............................................................................................11
Kesimpulan..................................................................................................................12
Daftar
pustaka.............................................................................................................14
Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional
Muncul dan Berkembangnya
Pergerkan Nasional Indonesia
Pada masa kolonial Belanda,
rakyat Indonesia sangat menderita. Penderitaan rakyat tersebut diakibatkan oleh
kebijakan-kebijakan kolonial yang merugikan rakyat. Sebagai rakyat kecil yang
ditindas oleh penjajah, tentu rakyat Indonesia ingin memberontak, demikian pula
para mahasiswa dan pemuda masa itu. Khususnya mahasiswa STOVIA yang berusaha
mengadakan perlawanan dengan cara halus mengingat pertempuran fisik selalu
mengalami kegagalan. Berangkat dari kesadaran dan kemauan untuk melawan, maka
mulai muncul berbagai organisasi pergerakan. Meskipun masing-masing organisasi
memiliki cara perjuangan yang berbeda, mereka tetap mempunyai satu tujuan yaitu
mencapai kemerdekaan. Kebulatan tekad para pemuda untuk bersatu mencapai
puncaknya dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Latar Belakang Tumbuhnya
Kesadaran Nasional
Sebenarnya, kesadaran
nasional telah tumbuh sejak lama, terbuti dengan adanya paham nasionalisasi
saat itu. Namun, perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan saat
itu masih bersifat kedaerahan, nah hal-hal berikut inilah yang memicu rakyat
Indonesia untuk akhirnya bersatu dan tidak lagi bersifat kedaerahan:
·
Buku Max Havelaar dan Baron van Hoevel karangan Douwes Dekker
(Multatuli) menentang dan mengkritik penyelewengan tanam paksa.
·
Theodore van Deventer, menuntut penghapusan tanam paksa.
Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi. Dilaksanakan tahun 1901 (edukasi, irigasi, transmigrasi)
Dikenal sebagai politik etis atau politik balas budi. Dilaksanakan tahun 1901 (edukasi, irigasi, transmigrasi)
·
Didirikannya sekolah HIS, MULO, AMS, Kweekschool, STOVIA, dan THS
hanya untuk anak-anak kelas atas Eropa dan bumiputera
·
Dianggapnya pendidikan sebagai status sosial anak
·
Adanya pendidikan yang menimbulkan terbentuknyagolongan
cendekiawan/pelajar
Selain latar belakang seperti poin-poin di atas, ada pula faktor intern
dan ekstern yang mendorong perjuangan bangsa Indonesia.
1. Faktor Intern
a. Sejarah
Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat merebut kekuasaan itu kembali.
Indonesia telah mengalami zaman nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk dapat merebut kekuasaan itu kembali.
b. Penderitaan
Rakyat Akibat Penjajahan
Politik devide et impera,
monopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi
rakyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran
nasionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Perjuangan tidak
lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan menggunakan
organisasi-organisasi pemuda.
c. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia
Perubahan di negeri Indonesia banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi dengan tujuan untuk mendapat pekerja yang dibayar murah.
Perubahan di negeri Indonesia banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi dengan tujuan untuk mendapat pekerja yang dibayar murah.
d. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia
Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa.
e. Pengaruh
Perkembangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia
Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya.
Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial dan tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, mendorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa nasionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya.
f. Dominasi
Ekonomi Kaum Cina di Indonesia
Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
Cina diberi kesempatan untuk menguasai bisnis eceran, pertokoan, dan menjadi kolektor pajak dari pemerintah Belanda. Akibatnya kaum Cina menjadi lebih agresif. Peristiwa itu membangkitkan persatuan yang kokoh di antara sesama pedagang pribumi untuk menghadapi secara bersama pengaruh dari pedagang Cina.
g. Peranan
Bahasa Melayu
Bangsa Indonesia memiliki bahasa pergaulan umum, yakni bahasa Melayu. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
Bangsa Indonesia memiliki bahasa pergaulan umum, yakni bahasa Melayu. Dengan posisi sebagai bahasa pergaulan, bahasa Melayu menjadi sarana penting untuk menyosialisasikan semangat kebangsaan dan nasionalisme ke seluruh pelosok Indonesia.
h. Istilah
Indonesia sebagai Identitas Nasional
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
Istilah ‘Indonesia‘ berasal dari kata India (bahasa Latin untuk Hindia) dan kata nesos (bahasa Yunani untuk kepulauan), sehingga kata Indonesia berarti Kepulauan Hindia. Istilah Indonesia, Indonesisch dan Indonesier makin tersebar luas pemakaiannya setelah banyak dipakai oleh kalangan ilmuwan seperti G.R. Logan, Adolf Bastian, van Vollen Hoven, Snouck Hurgronje, dan lain-lain.
2. Faktor Ekstern
a. Kemenangan
Jepang atas Rusia
Perjalanan sejarah dunia
menunjukkan ketika tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan
Rusia, yang keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini
memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di
Indonesia, bahwa tak selamanya orang berkulit putih lebih hebat dari orang
berkulit warna.
b. Partai
Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India). Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India National Congress (Partai Kongres India). Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia.
c. Filipina
di bawah Jose Rizal
Tahun 1892, tokoh ternama, Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban bagi para cendekiawan di Indonesia.
Tahun 1892, tokoh ternama, Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban bagi para cendekiawan di Indonesia.
d. Gerakan
Nasionalisme Cina
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
Munculnya gerakan nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di tanah air Indonesia.
e. Gerakan
Turki Muda
Gerakan Turki Muda pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Gerakan Turki Muda pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Gerakan Turki Muda memberikan pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-pembaruan dan modernisasi.
Perkembangan Pergerakan
Nasional
Masa pergerakan nasional
(1908 - 1942), dibagi dalam tiga tahap berikut.
1. Masa
pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam,
dan Indische Partij.
2. Masa
radikal/nonkooperasi (1920 - 1930), berdiri organisasi seperti Partai Komunis
Indonesia (PKI), Perhimpunan Indonesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia
(PNI).
3. Masa
moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo,
dan Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda,
dan organisasi perempuan.
a. Budi
Utomo (BU)
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi
Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye menghimpun dana pelajar
(Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr. Wahidin ini
bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang
kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908
berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Pada mulanya Budi
Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi
Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu
perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang
mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka
sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan
kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam
rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak. Dalam perkembangannya, dalam
organisasi Budi Utomo muncul dua aliran berikut.
·
Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar
saja, tidak bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran
sekolah saja.
·
Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke
arah gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya
perpecahan. Dr. Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari
keanggotaan. Akibatnya gerak Budi Utomo semakin lamban. Sejalan dengan
kemerosotan aktivitas dan dukungan pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun
1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra).
Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur dari arena politik.
b. Sarekat
Islam (SI)
Awalnya Sarekat Islam
adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam
(SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai
suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah
kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji
Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas, maka tidak memiliki anggota yang cukup
banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota lebih banyak dan luas ruang
lin gkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI
(Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam
(SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis,
dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama
Islam. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia. Pada tanggal 29
Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal
Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Namun, Idenburg menyetujui SI
menjadi badan hukum. Anehnya, yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial
Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di
daerah. Ini merupakan taktik pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah
persatuan SI. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya
disiplin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap
sebagai anggota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI
pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
§ SI Putih, yang
tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto,
H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
§ SI Merah, yang
berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di
Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti
nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai Komunis
Indonesia (PKI).
c. Indische
Partij (IP)
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga
Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat. IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang Indo dan bumi putera. Karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka
diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya
makin bertambah kuat. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi
pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin
mencapai Indonesia merdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk membangun
patriotisme terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc
dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk
membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia. R.M. Suwardi
Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul ‘Als ik een
Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M.
Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang
dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?
Berisi tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap,
E.F.E. Douwes Dekker pun turut mengkritik dalam tulisannya di De Express
tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto
Mangoenkoesoemoen Soewardi Soerjaningrat(Pahlawan kita: Tjipto
Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat). Akhirnya ketiga tokoh dari
Indische Partij pun ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda.
Pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit.
Sedangkan Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke
Indonesia pada tahun 1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan,
dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E
Douwes Dekker juga mengabdikan diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan
yayasan pendidikan Ksatrian Institute di Sukabumi pada tahun 1940. Dalam
perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi dan dibuang ke Suriname,
Amerika Latin.
d. Perhimpunan
Indonesia
Tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi bernama Indische
Vereeniging. Pelopor pembentuknya adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto
Suroto. Melalui rapat pada 3 Februari 1925 sebuah organisasi bernama
Indonesische Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Kegiatan
internasional, dunia internasional pun akhirnya mengetahui aktivitas perjuangan
para pemuda Indonesia.
e. Partai
Komunis Indonesia (PKI)
Partai Komunis Indonesia
(PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya PKI tidak
terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama
teman-temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei
1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono,
Semaun, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh
dalam masyarakat. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia
mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Pemberontakan ini sia-sia karena organisasinya masih kacau. Walaupun PKI
dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan
kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk
tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
f. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka. Untuk mencapai tujuan
tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self, help, dan nonmendiancy
(berjuang dengan usaha sendiri), sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan
nonkooperasi. Kongres Partai Nasional Indonesia yang pertama kali diadakan di
Surabaya, tanggal 27 – 30 Mei 1928. Peranan PNI dalam pergerakan nasional
Indonesia sangat besar. Ketika pengawasan terhadap kegiatan politik dilakukan
semakin ketat, berkembanglah desas desus bahwa PNI akan mengadakan
pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo,
Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh
pengadilan Bandung. Dalam suatu kongres luar biasa di Jakarta tanggal 25 April
1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI. Mr. Sartono kemudian mendirikan
Partindo. Mereka yang tidak setuju dengan pembubaran masuk dalam Pendidikan
Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta dan Sutan
Syahrir. Baik Partindo maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama yaitu
self, help, dan nonkooperasi
g. Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI)
PPPKI dibentuk di Bandung pada tanggal 17 - 18 Desember 1927.
Beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai Sarekat Islam Indonesia
(PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, dan Kaum
Studi Indonesia.
h. Partai
Indonesia (Partindo)
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun
1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo
didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu
nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama
yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno
bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun,
karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah
melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun
1936 Partindo bubar.
i. Partai
Indonesia Raya (Parindra)
Parindra didirikan di Solo oleh dr. Sutomo tanggal 26 Desember 1935.
Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya. Tokoh-tokoh Parindra yang
terkenal dalam membela kepentingan rakyat di volksraad adalah Moh. Husni
Thamrin. Perjuangan Parindra dalam volksraad cukup berhasil, terbukti
pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi Indonesier.
j. Gerakan
Rakyat Indonesia (Gerindo)
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24
Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi
Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai
Indonesia Merdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan
Parindra dengan tujuan mencapai Indonesia Merdeka, memperkokoh ekonomi
Indonesia, mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan memberi bantuan bagi kaum
pengangguran.
k. Gabungan
Poilitik Indonesia (Gapi)
Tanggal 21 Mei 1939, dibentuk Gabungan Politik Indonesia dengan tujuan
agar bangsa Indonesia berdiri sendiri sebagai negara parlemen.
l. Organisasi
Keagamaan
Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Dalam
perkembangannya, Muhammadiyah menghadapi tantangan dari golongan Islam
konservatif. Mereka melihat Muhammadiyah begitu terbuka terhadap kebudayaan
Barat sehingga khawatir kemurnian Islam akan dirusakkan. Oleh karena itu para
ulama mendirikan Nahdlatul Ulama pada tahun 1926. Gerakan NU dipelopori oleh
K.H. Hasyim Asy’ari. Gerakan Muhammadiyah banyak mendapat simpati termasuk
pemerintah kolonial Belanda karena perjuangannya tidak bersifat konfrontatif
(menentang). Dalam Kongres Muhammadiyah yang berlangsung dari tanggal 12 - 17
Maret 1925 di Yogyakarta, diperbincangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengajaran Islam, mass media Islam, dan buku-buku tentang Islam yang berbahasa
Jawa.
m. Organisasi
Pemuda dan Wanita
Perkumpulan pemuda yang
pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Diprakarsai oleh dr. Satiman
Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Organisasi kepemudaan lainnya banyak
bermunculan seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak,
Jong Ambon, Jong Celebes, R.A. Kartini Timorees Ver Bond, PPPI
(Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia), Pemuda Indonesia, Jong Islamienten
Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan para pemuda, kaum wanita
juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari
Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini.
n. Sumpah
Pemuda
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Oleh karena itu mereka bergabung dalam organisasi Sumpah Pemuda.
Sumpah pemuda, tidak dapat lepas dari organisasi kepemudaan yang bernama PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1926. PPPI mendapat dukungan dari sejumlah organisasi kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond dengan penuh keyakinan ingin mencapai tujuannya yaitu persatuan Indonesia. Para pemuda ini menginginkan suatu upaya penyatuan peletakan dasar untuk kemerdekaan dengan menentang ketidakadilan yang dialami selama masa penjajahan. Oleh karena itu mereka bergabung dalam organisasi Sumpah Pemuda.
Kesimpulan
v Penderitaan
karena dijajah, membuat kepercayaan diri dan semangat rakyat Indonesia bangkit,
melihat berbagai macam faktor ekstern dan faktor intern yang menekan, akhirnya
berbagai macam organisasi untuk memperjuangkan kemerdekaan pun muncul.
v Budi
Utomo, organisasi yang berdiri pada 20 Mei 1908, diketuai Dr. Sutomo, dan
bergerak dalam bidang pendidikan, pada perjalanannya Budi Utomo akhirnya
bergerak dalam bidang politik, dan organisasi ini diakhiri degan terpecahnya
Budi Utomo menjadi 2 aliran, pihak kanan dan pihak kiri.
v Sarekat
Islam (SI), organisasi dari Solo, didirikan pada 18 September 1912 oleh H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim, merupakan organisasi massa pertama
di Indonesia yang akhirnya terpecah menjadi 2 aliran, SI Merah yang beraliran
komunis (PKI) dan SI Putih (PSII) yang beraliran nasionalisme dn islam
v Indische
Partij, organisasi Bandung, didirikan oleh E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat, bertujuan untuk membentuk kerja sama
orang Indo-bumi putera dalam membangun patriotisme terhadap tanah air. Dalam
perjuangannya, E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat sempat ditangkap dan diasingkan Belanda, hanya Suwardi
Suryaningrat yang dikembalikan ke Indonesia dan kemudian membangun Perguruan
Taman siswa
v Perhimpunan
Indonesia, merupakan organisasi yang dulunya dibangun Belanda, melalui rapat
pada 3 Februari 1925 akhirnya nama Indische Vereeniging diubah menjadi
Perhimpunan Indonesia, dari situ masyarakat internasional mengetahui perjuangan
pemuda Indonesia untuk kemerdekaan.
v Partai
Komunis Indonesia, berdiri pada 23 Mei 1920, tokoh Indonesia yang bergabung dalam
organisasi ini adalah Semaun, Darsono, dan Alimin, organisasi ini terus
melakukan pemberontakan karena ingin Indonesia menjadi negara komunis, walau
telah dinyatakan sebagai organisasi illegal, namun mereka tetap melakukan
kegiatan politiknya
v Partai
Nasional Indonesia, organisasi yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka, dalam
perjuangannya tokoh PNI, Ir. Soekarno, R. Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo,
dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman oleh pengadilan Bandung. Pada
akhirnya, dalam kongres di Jakarta, 25 April 1931, PNI dibubarkan, kemudian Mr.
Sartono mendirikan Partindo untuk mereka yang tidak setuju atas dibubarkannya
PNI, sedangkan Moh.Hatta dan Sutan Syahrir mendirikan PNI baru.
v Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI),
organisasi Bandung yang beranggotakan organisasi-organisasi seperti Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSII), Budi Utomo (BU), PNI, Pasundan, Sumatranen
Bond, Kaum Betawi, dan Kaum Studi Indonesia.
v Partai
Indonesia, organisasi yang didirikan dr.Sartono ketika Ir. Soekarno sang tokoh
PNI ditangkap, saat itu PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru.
Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun 1929. Karena tidak bisa berkembang,
maka tahun 1936 Partindo bubar.
v Partai
Indonesia Raya, didirikan dr.Sutomo, dengan tokoh terkenalnya M.H Thamrin, tujuannya
untuk mencapai Indonesia raya, dan perjuangan Parindra dalam volksraad cukup
berhasil. Pemerintah Belanda akhirnya mengganti istilah inlandeer menjadi
Indonesier.
v Gerakan
Rakyat Indonesia, didirikan oleh orang-orang bekas Partindo, Tokoh-tokohnya antara lain
Sartono, Sanusi Pane, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai
Indonesia Merdeka.
v Gabungan
Politik Indonesia, Tanggal 21 Mei 1939, dibentuk Gabungan Politik Indonesia dengan
tujuan agar bangsa Indonesia berdiri sendiri sebagai negara parlemen.
v Organisasi
Keagamaan, Muhammadiyah adalah organisasi islam yang paling maju, sebab mereka
tidak menunjukkan adanya pertentangan, namun atas terlalu terbukannya mereka,
dikhawatirkan kemurnian islam menjadi rusak, oleh karena itu dibentuk pula
Nahdatul Ulama sebagai pengawas.
v Organisasi
Pemuda dan Wanita, perkumpulan pertama yang berdiri adalah Tri Koro Dharmo, kemudian
muncul organisasi kepemudaan lainnya seperti Pasundan, Jong Sumatranen Bond,
Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes,Timorees Ver Bond, PPPI,
Pemuda Indonesia, Jong Islamienten Bond, dan kepanduan. Sedangkan Pergerakan
wanita dipelopori oleh R.A.Kartini dari Jepara dengan mendirikan Sekolah
Kartini.
v Sumpah
Pemuda, berawal dari PPPI yang mendapat dukungan dari sejumlah organisasi
kepemudaan seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Jong Minahasa, Jong Batak, dan Jong Islamienten Bond. Para pemuda ini
menginginkan penyatuan untuk kemerdekaan. Oleh karena itu mereka bergabung
menjadi organisasi Sumpah Pemuda.
Daftar Pustaka
Langganan:
Postingan (Atom)